STRATEGI PERJUANGAN MUHAMMADIYAH DAN GERAKANNYA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Strategi adalah proses penentuan rencana yang berfokus pada tujuan jangka
panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
tujuan tersebut dapat tercapai. Strategi perjuangan Muhammadiyah menunjuk pada
pengertian yang bersifat umum dan operasional, yaitu rangkaian garis kebijakan dan langkah-langkah
gerakan berdasarkan perhitungan untuk melaksanakan misi dan mewujudkan tujuan
persyarikatan.
Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan watak
tajdid yang dimilikinya senantiasa beristikomah dan aktif dalam melaksanakan
dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar disegala bidang sehingga menjadi rahmatin
lil alamin. Perjuangan Muhammadiyah
adalah perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Perjuangan Muhammadiyah
tersebut dilaksankan melalui gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar di seluruh
lapangan kehidupan dengan sasaran umat dakwah dan umat ijabah baik pada level
perseorangan maupun masyarakat.
B. Rumusan
Masalah
v Bagaimana strategi perjuangan muhammadiyah dan
gerakannya
C. Tujuan
v Untuk mengetahui strategi-strategi, pedoman dasar,
dan teori perjuangan muhammadiyah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dasar Perjuangan Muhammadiyah
Perjuangan Muhammadiyah
adalah perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Perjuangan Muhammadiyah
tersebut dilaksanakan melalui gerakan dakwah amar makruf nahi munkar di seluruh
lapangan kehidupan dengan sasaran umat da’wah dan umat ijabah baik pada level
perseorangan maupun masyarakat sebagaimana yang menjadi misi persyarikatan
sesuai firman Allah dalam surat Ali Imran : 104 sebagai berikut :
`ä3tFø9uröNä3YÏiB×p¨Bé&tbqããô0t n<Î)Îösø:$#tbrããBù'turÅ$rã÷èpRùQ$$Î/tböqyg÷ZturÇ`tãÌs3YßJø9$#4y7Í´¯»s9'ré&urãNèdcqßsÎ=øÿßJø9$#ÇÊÉÍÈ
Artinya : dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.
Perjuangan mendakwahkan Islam tersebut akan
mencapai keberhasilan jika dilaksanakan oleh mereka yang benar-benar beriman
dan beramal saleh yang senantiasa beribadah kepada Allah sebagaimana janji-Nya
:
y0tãurª!$#tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uäóOä3ZÏB(#qè=ÏJtãurÏM»ysÎ=»¢Á9$#óOßg¨ZxÿÎ=øÜtGó¡us9 ÎûÇÚö F{$#$yJ2y#n=÷ tGó$#úïÏ%©!$#`ÏBöNÎgÎ=ö6s%£`uZÅj3uKã9s9uröNçlm;ãNåks]Ï Ï%©!$#4Ó|Ós?ö $#öNçlm;Nåk¨]s9Ïd0t7ãs9ur.`ÏiBÏ0÷èt/öNÎgÏùöqyz$YZøBr&4ÓÍ_tRrß0ç6÷ètwcqä.Îô³ç Î1$\«ø9x©4`tBurtxÿ2y0÷èt/y7Ï9ºsy7Í´¯»s9'ré'sùãNèdtbqà)Å¡»xÿø9$#ÇÎÎÈ
Artinya : “Dan Allah Telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh
bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk
mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik”.
Dalam perjuangan Islam itu hendaknya berada
dalam barisan yang kokoh dan tersistem sebagaimana firman Allah :
¨bÎ)©!$#=Ïtä úïÏ%©!$#cqè=ÏG»s)ã Îû¾Ï&Î#9Î6y$yÿ|¹Oßg¯Rr(x.Ö`»u÷Yç/ÒÉqß¹ö¨BÇÍÈ
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh”.
B.
Garis Besar Perjuangan Muhammadiyah
Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan
oleh daya dinamik dari dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar,
telah menyebabkan perubahan tertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh segi
kehidupan masyarakat, diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik dan
kebudayaan yangmenyangkut perubahan stukturil dan perubahan pada sikap serta
tingkah laku dalam hubungan antar manusia.
Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti
perkembangan dan perubahan itu, senantiasa mempunyai kepentingan untuk
melaksanakan amar makruf nahi munkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal
usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya masyarakat, sebagai usaha
Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya : “Menegakan dan menjunjung tinggi Agama
Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah
SWT.
Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan
diatas prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan
Cita-cita hidup
Muhammadiyah. Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah itu senatiasa menjadi
landasan gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya
dengan kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerja sama dengan
golongan islam lainnya.
C.
Strategi Perjuangan Muhammadiyah
Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan
persyarikatan Muhammadiyah sejak kelahirannya, memperhatikan faktor-faktor yang
melatarbelakangi berdirinya, aspirasi, motif, dan cita-citanya serta amal usaha
dan gerakannya, nyata sekali bahwa didalammya terdapat ciri-ciri khusus yang
menjadi identitas dari hakikat atau jati diri Persyarikatan Muhammadiyah.
Secara jelas dapat diamati dengan mudah oleh siapapun yang secara sepintas mau
memperhatikan ciri-ciri perjuangan Muhammdiyah itu adalah sebagai berikut.
1. Muhammadiyah adalah gerakan islam
2. Muhammadiyah adalah gerakan dakwah islam amar
ma’ruf nahi munkar
3. Muhammadiyah adalah gerakan tajdid
a)
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam
Telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa Persyarikatan
Muhammadiyah dibangun oleh KH Ahmad Dahlan sebagi hasil kongkrit dari telaah
dan pendalaman (tadabbur) terhadap Alquranul Karim. Faktor inilah yang
sebenarnya paling utama yang mendorong berdirinya Muhammadiyah, sedang
faktor-faktor lainnya dapat dikatakan sebagai faktor penunjang atau faktor
perangsang semata. Dengan ketelitiannya yang sangat memadai pada setiap
mengkaji ayat-ayat Alquran, khususnya ketika menelaah surat Ali Imran,
ayat:104, maka akhirnya dilahirkan amalan kongkret, yaitu lahirnya
Persyarikatan Muhammadiyah. Kajian serupa ini telah dikembangkan sehingga dari
hasil kajian ayat-ayat tersebut oleh KHR Hadjid dinamakan “Ajaran KH Ahmad
Dahlan dengan kelompok 17, kelompok ayat-ayat Alquran”, yang didalammya
tergambar secara jelas asal-usul ruh, jiwa, nafas, semangat Muhammadiyah dalam
pengabdiyannya kepada Allah SWT.
Dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah seperti di
atas jelaslah bahwa sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain karena
diilhami, dimotivasi, dan disemangati oleh ajaran-ajaran Al-Qur’an karena
itupula seluruh gerakannya tidak ada motif lain kecuali semata-mata untuk
merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam. Segala yang dilakukan
Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran, kemasyarakatan,
kerumahtanggaan, perekonomian, dan sebagainya tidak dapat dilepaskan dari usaha
untuk mewujudkan dan melaksankan ajaran Islam. Tegasnya gerakan Muhammadiyah
hendak berusaha untuk menampilkan wajah Islam dalam wujud yang riil, kongkret,
dan nyata, yang dapat dihayati, dirasakan, dan dinikmati oleh umat sebagai
rahmatan lil’alamin.
b)
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah Islam
Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai
gerakan dakwah Islamiyah. Ciri yang kedua ini muncul sejak dari kelahirannya
dan tetap melekat tidak terpisahkan dalam jati diri Muahammadiyah. Sebagaimana
telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa faktor utama yang mendorong
berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah berasal dari pendalaman KHA Dahlan
terdapat ayat-ayat Alquran Alkarim, terutama sekali surat Ali Imran, Ayat:104.
Berdasarkan Surat Ali Imran, ayat : 104 inilah Muhammadiyah meletakkan khittah
atau strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak) Islam, amar
ma’ruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan juangnya. Gerakan Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa
Indonesia dengan membangun berbagai ragam amal usaha yang benar-benar dapat
menyentuh hajat orang banyak seperti berbagai ragam lembaga pendidikan sejak
taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, membangun sekian banyak rumah sakit,
panti-panti asuhan dan sebagainya. Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu
tidak lain merupakan suatu manifestasi dakwah islamiyah. Semua amal usaha
diadakan dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan
wahana dakwah Islamiyah.
c)
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid
Ciri ke tiga yang melekat pada Persyarikatan
Muhammadiyah adalah sebagai Gerakan Tajdid atau Gerakan Reformasi. Muhammadiyah
sejak semula menempatkan diri sebagai salah satu organisasi yang berkhidmat
menyebarluaskan ajaran Agama Islam sebagaimana yang tercantum dalam Alquran dan
Assunah, sekaligus memebersihkan berbagai amalan umat yang terang-trangan
menyimpang dari ajaran Islam, baik berupa khurafat, syirik, maupun bid’ah lewat
gerakan dakwah. Muhammadiyah sebagai salah satu mata rantai dari gerakan tajdid
yang diawali oleh ulama besar Ibnu Taimiyah sudah barang tentu ada kesamaaan
nafas, yaitu memerangi secara total berbagai penyimpangan ajaran Islam seperti
syirik, khurafat, bid’ah dan tajdid, sbab semua itu merupakan benalu yang dapat
merusak akidah dan ibadah seseorang.
Sifat Tajdid yang dikenakan pada gerakan Muhammadiyah
sebenarnya tidak hanya sebatas pengertian upaya memurnikan ajaran Islam dari
berbagai kotoran yang menempel pada tubuhnya, melainkan juga termasuk upaya
Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan cara-cara pelaksanaan Islam dalam
kehidupan bermasyarakat, semacam memperbaharui cara penyelenggaraan pendidikan,
cara penyantunan terhadap fakir miskin dan anak yatim, cara pengelolaan zakat
fitrah dan zakat harta benda, cara pengelolaan rumah sakit, pelaksanaan sholat
Id dan pelaksanaan kurba dan sebagainya.
Untuk membedakan antara keduanya maka tajdid dalam
pengertian pemurnian dapat disebut purifikasi (purification) dan tajdid dalam
pembaharuan dapat disebut reformasi (reformation). Dalam hubungan dengan salah
satu ciri Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid, maka Muhammadiyah dapat
dinyatakan sebagai Gerakan Purifikasi dan Gerakan Reformasi.
Muhammadiyah yang memiliki identitas gerakan Tajdid
(pembaharuan) yang memiliki dua makna yaitu Purifikasi (pemurnian) dan juga
dinamisasi (perkembangan). Dalam mencapai kesuksesan dahwah maka Muhammadiyah
harus membuat strategi yang sering disebut dengan langkah – langkah dan Khittah
muhammadiyah. Pada zaman sekarang yang banyak sekali ormas dengan berbagai
identitas dan karakter, menjadi tantangan tersendiri bagi muhammadiyah dalam
berdakwah, maka sekarang ini muhammadiyah memperkuat dakwah dibidang pendidikan
guna memerangi penyakit agama al: Tahayul, Bid’ah, Churafat (TBC) dari kesemua
langkah dan juga Khittah, semua menuju kepada pendidikan, ini bearti
Muhammadiyah memilih pencegahan terhadap TBC dengan merubah pola fikir
masyarakat tentang hal tersebut, langkah ini menjadi efektif karena akan
meminimalisir konflik, manun dakwah muhammadiyah terkesan menjadi lemah karena
terkasan pula tidak berani melawan TBC secara terangan- terangan. Berikut
adalah uraian strategi atau langkah Muhammadiyah tahun 1938-1940 yaitu:
1. Memperdalam Iman
Hendaklah iman ditablighkan,
disiarkan seluas-luasnya, diberi riwayat dan dalil buktinya, dipengaruhnya dan
digembirakan hingga iman itu mendarah daging, masuk di tulang sumsum dan
mendalam di hati sanubari pada anggota Muhammadiyah semuanya
2. Memperluas Faham Agama
Hendaklah faham agama yang
sesungguhnya (murni) dibentangkan seluas-luasnya, diujikan dan diperbandingkan,
sehingga para anggota Muhammadiyah mengerti dan meyakinkan bahwa Agama Islam
yang paling benar, ringan dan berguna, hingga merasa nikmat mendahulukan amalan
keagamaan itu.
3. Memperbuahkan Budi pekerti
Hendaklah iman ditablighkan,
disiarkan seluas-luasnya, diberi riwayat dan dalil buktinya, dipengaruhnya dan
digembirakan hingga iman itu mendarah daging, masuk di tulang sumsum dan
mendalam di hati sanubari pada anggota Muhammadiyah semuanya.
4. Menuntun Amalan Intiqad
Hendaklah senantiasa melakukan
perbaikan diri kita sendiri (self correctio) dalam segala usaha dan pekerjaan
itu. Buah penyelidikan perbaikan itu dimusyawarahkan secara khusus untuk
mendatangkan kemaslahatan dan menjauhkan mudarat.
5. Menguatkan Persatuan
Hendaklah menjadi tujuan kita
menguatkan persatuan organisasi, mengokohkan pergaulan persaudaraan,
mempersamakan hak dan memerdekakan lahirnya pikiran-pikiran kita.
6. Menegakkan Keadilan
Hendaklah keadilan dijalankan
semestinya walaupun terhadap diri sendiri, dan ketetapan yang sudah seadilnya
dan dipertahankan di mana juga.
7. Melakukan Kebijaksanaan
Dalam gerak kita, tidaklah melupakan
hikmat kebijaksanaan yang disendikan kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.
Kebijaksanaan yang menyalahi kedua pegangan itu haruslah dibuang, karena itu
bukanlah kebijaksanaan yang sesungguhnya.
8. Menguatkan Tanwir
Tanwir mempunyai pengaruh besar dalam
kalangan organisasi Muhammadiyah dan menjadi tangan kanan yang bertenaga di
sisi PP Muhammadiyah. Karenanya wajiblah Tanwir diperteguh dan diatur
sebaik-baiknya.
9. Mengadakan Musyawara
Untuk mengadakan garis yang tentu
dalam langkah-langkah dan perjuangan kita, hendaklah diadakan
musyawarah-musyawarah terutama untuk hal yang khusus dan penting seperti Usaha
Dakwah Islam di seluruh Indonesia dan lain-lain.
10. Memusyawaratkan putusan
Agar dapat meringankan dan memudahkan
pekerjaan, hendaklah setiap putus mengenai tiap-tiap majlis/bagian,
dimusyawarahkan dengan pihak yang bersangkutan, sehingga dapatlah
mentanfidzkannya untuk mendapatkan hasil dengan segera.
11. Mengawasi Gerakan Kedalam
Pandangan kita hendaklah kita
tajamkan, mengawasi gerak kita yang ada di dalam Muhammadiyah, baik mengenai
yang sudah lalu, yang masih berlangsung maupun yang akan dihadapi.
12. Memperhubungkan Gerakan Luar
Kita berdaya upaya untuk
menghubungkan diri dengan pihak luar, seperti persyarikatan-persyarikatan
dan pergerakan-pergerakan lain di Indonesia dengan dasar silaturrahim,
tolong-menolong dan segala kebaikan, dengan tidak mengubah asas masing-masing.
Terutama perhubungan dengan persyarikatan dan pemimpin Islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
K.H. Ahmad Dahlan membangun Persyarikatan Muhammadiyah
bukan didasarkan pada suatu teori yang
terlebih dahulu dirumuskan secara terinci, sistematik dan ilmiah. Apa yang ditemukan oleh K.H. Ahmad
Dahlan dalam Al-Qur’an segera beliau
mewujudkan dalam amalan yang konkrit. K.H. Ahmad Dahlan selalu berprinsip bahwa “agama Islam adalah
agama amalan” )surat Maryam: 76, ar-Rum :15).
Pada awal perjuangan Muhammadiyah sikap seperti ini
tidak mengaburkan pengahayatan seorang terhadap hakekat Muhammadiyah. Akan tetapi Muhammadiyah
semakin berkembang luas serta anggotanya semakin bertambah banyak, semua itu
mengakibatkan semakin jauh mereka dari sumber gagasan dan ide yang menjadi
landasan berpijak organisasi Muhammadiyah. Karna itu wajar bila akhirnya
terjadi kekaburan penghayatan terhadap dasar-dasar pokok yang menjadi daya
dorong K.H. Ahmad Dahlan dalam menggerakkan Muhammadiyah.
Adapun ciri-ciri perjuangan
muhammadiyah yaitu:
1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam
2. Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar
3. Muhammadiyah adalah gerakan tajdid
Comments
Post a Comment