METODE PEMBELAJARAN
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang
dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
a. Ceramah
Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran
secara lisan oleh guru di muka kelas. Metode ini banyak dipilih guru karena
mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu
merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah
terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan
mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu
dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang
memungkinkannya untuk menolak disamping menerima informasi dari guru. Inilah
yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri.
Keunggulannya yaitu penggunaan
waktu yang efisien dan pesan yang di sampaikan dapat sebanyak-banyaknya,
pengorganisasian kelas lebih sederhana, dapat memberikan motivasi terhadap
siswa dalam belajar, fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan. Kelemahannya
adalah guru seringkali mengalami kesulitan dalam mengukur pemahaman siswa,
siswa cenderung bersifat pasif dan sering keliru dalam menyimpulkan penjelasan
guru, menimbulkan rasa pemaksaan pada siswa, cenderung membosankan dan
perhatian siswa berkurang.
b. Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran
dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya
diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti benda-benda
miniatur, gambar, dan lain-lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling
pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi
proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan
objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain-lain.
c. Diskusi
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan
memunculkan masalah. Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat
untuk memperoleh kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan
kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa
bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan
yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab
terhadap hasil pemikiran bersama.
Kelebihan metode ini adalah suasana kelas lebih hidup,
dapat menaikkan prestasi kepribadian individu, kesimpulan hasil diskusi mudah
dipahami siswa, sisiwa belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata
tertib dalam musyawarah. Kekurangannya yaitu siswa ada yang tidak aktif, sulit
menduga hasil yang dicapai, siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau
pendapat mereka secara ilmiah dan sistematis.
Untuk mengatasi kelemahan dan segi negatif dari metode
ini dapat dilakukan dengan cara pimpinan diskusi diberikan kepada murid dan
diatur secara bergiliran, guru mengusahakan seluruh siswa agar berpartisipasi
dalam diskusi, mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran berbicara,
sementara siswa yang lain belajar mendengarkan pendapat temannya,
mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Ada beberapa jenis diskusi yang dilakukan oleh guru
dalam membimbing belajar siswa antara lain:
- Whole Group yaitu : bentuk diskusi
kelas dimana para pesertanya duduk setengah lingkaran, guru bertindak
sebagai pemimpin dan topiknya telah direncanakan.
- Diskusi kelompok : diskusi yang
biasanya terdiri dari kelompok kecil (4-6) orang peserta, dan juga diskusi
kelompok besar terdiri (7-15) anggota. Dalam diskusi tersebut dibahas
tentang suatu topik tertentu dipimpin oleh seorang ketua dan seorang
skretaris,
- Buzz Group : biassanya dibagi-bagi
menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang peserta.
Tempat duduk diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar pikiran
dan bertatap muka dengan mudah. Diskusi ini biasanya diadakan
ditengah-tengah pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud memperjelas
dan mempertajam bahan pelajaran.
- Panel : yaitu bentuk diskusi yang terdiri
dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatau topok tertentu dan duduk
dalam bentuk seni melingkar yang dipimpin oleh moderator.
- Syindicate group, yaitu bentuk
diskusi ini kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri
dari 3-4 peserta, masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugas tertentu
atau tugas yang bersifat komplementer.
- Symposium, dalam diskusi ini
biasanya terdiri dari pembawa makalah, moderator, dan notulis, serta
beberapa peserta symposium.
- Informal debate, biasanya bentuk
diskusi ini kelas dibagi menjadi dua tim yang agak seimbang besarnya dan
mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan
peraturan perdebatan formal.
- Fish bowl, diskusi ini tempat duduk
diatur setengah melingkar dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap
peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi
yang seolah-olah melihat ikan yang berada didalam mangkok.
- Brain storming, biasanya terdiri
dari delapan sampai dua belas orang peserta, setiap anggota kelompok
diharapkan menyumbang ide dalam pemecahan masalah. Hasil yang diinginkan
adalah menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya diri dalam
upaya mengembangkan ide-ide yang ditemukan atau dianggap benar.
d. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya Jawab yaitu penyampaian pelajaran dengan
cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Atau suatu metode didalam
pendidikan dimana guru bertanya sedangkan murid menjawab tentang materi yang
ingin diperolehnya. Pengertian lain dari metode tanya jawab adalah penyajian
pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada
murid atau dapat juga dari murid kepada guru.
Kelebihannya yaitu situasi kelas akan hidup karena
anak-anak aktif berfikir dan menyampaikan buah fikiran, melatih agar anak
berani mengungkapkan pendapatnya dengan lisan, timbulnya perbedaan pendapat
diantara anak didik akan menghangatkan proses diskusi dengan lisan secara
teratur, mendorong murid lebih aktif dan sungguh-sungguh, merangsang siswa
untuk melatih dan mengembangkan daya fikir, mengembangkan keberanian dan
ketrampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Kekurangannya
adalah memakan waktu lama, siswa merasa takut apabila guru kurang mampu
mendorong siswanya untuk berani menciptakan suasana yang santai dan bersahabat,
tidak mudah membuat pertanyaan sesuai dengan tingkat berfikir siswa.
e. Metode Pembiasaan
Metode pembiasan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan
untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan
agama islam. Contohnya ayat pengharaman khomer. Kelebihannya tidak hanya
berkaitan lahiriyah tetapi berhubungan aspek batiniyah. Metode ini tercatat
sebagai metode paling berhasil dalam pembentukan kepribadian anak didik.
Kelemahan metode ini membutuhkan tenaga pendidik yang bener-benar dapat
dijadikan sebagai contoh.
f. Metode Keteladanan
Metode keteladanan maksudnya adalah merupakan hal-hal
yang dapat ditiru atau di contoh oleh seseorang dari orang lain, namun
keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan
sebagai alat pendidikan islam, yaitu keteladanan yang baik, sesuai dengan
pengertian uswah dalam ayat Al-Qur’an. Kelebihan yaitu memudahkan anak didik
dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya, memudahkan guru mengevaluasi hasil
belajar, mendorong guru akan selalu berbuat baik, tercipta situasi yang baik
dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Kelemahannya yaitu figur
guru yang kurang baik cenderung akan ditiru olah anak didiknya, jika teori
tanpa praktek akan menimbulkan verbalisme.
g. Metode Pemberin Ganjaran
Maksud metode ini adalah pemberian ganjaran yang baik
terhadap perilaku baik anak didik. Macam-macam ganjaran dapat berupa pujian
yang indah, imbalan materi/hadiah, doa, tanda penghargaan, wasiat pada orang
tua. Kelebihannya adalah memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa
anak didik, menjadi pendorong bagi anak-anak didik lainnya untuk mengikuti anak
yang memperoleh pujian dari gurunya. Kelemahannya yaitu dapat menimbulkan
dampak negatif apabila guru melakukan secara berlebihan, umumnya “ganjaran”
membutuhkan alat tertentu serta membutuhkan biaya.
h. Metode Pemberian Hukuman
Metode ini keblikan dari metode pemberian ganjaran yang
mana kelebihan dan kekurangannya hampir sama. metode ini adalah jalan terakhir
dalam proses pendidikan.
i.
Metode Sorogan
Inti metode ini adalah berlangsungnya proses belajar
mengajar secara face to face, antara
guru dan murid. Kelebihannnya yaitu Guru secara pasti mengetahui secara pasti
kualitas anak didiknya, bagi murid yang IQ nya tinggi akan cepat menyelesaikan
pelajaran, mendapatkan penjelasan yang pasti dari seorang guru. Kekurangannya
adalah membutuhkan waktu yang sangat banyak.
j. Metode Kisah
Metode kisah merupakan suatu cara dalam menyampikan
suatu materi pelajaran dengan menutuurkan materi pelajran dengan menuturkan
secara kronologis tentang bagaiman terjadinya sesuatu hal yang sebenarnya
terjadi ataupun hanya rekaan belaka. Metode kisah didunia pendidikan yang tidak
diragukan kebenarannya yaitu Qur’ani dan kisah para nabi.
k. Metode Pemberian Tugas
Pada metode ini Guru memberikan sejumlah tugas terhadap
murid-muridnya untuk mempelajari sesuatu, kemudian mereka disuruh untuk
mempertanggung jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru bisa berbentuk
memperbaiki, memperdalam, mengecek, mencari informasi, atau menghafal
pelajaran. Metode ini mempunyai 3 fase yaitu: 1. fase pemberian tugas, 2. fase
pelaksanaan tugas, 3. fase pertanggungjawaban tugas.
l. Metode Karya
Wisata
Adalah suatu metode mengajar dimana siswa dan guru pergi
meninggalkan sekolah menuju suatu tempat untuk menyelidiki atau mempelajari
hal-hal tertentu.
m. Metode Eksperimen
Metode Eksperien merupakan metode percobaan yang
biasanya dilakukan dalam mata pelajaran tertentu. Sedangkan menurut Departemen
Agama yaitu praktek pengajaran yang melibatkan anak didik pada pekerjan
akademis, pelatihan dan pemecahan masalah.
n. Metode Latihan
Metode latihan merupakan suatu metode dalam pengajaran
dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah di berikan,
atau biasa disebut dengan ulangan.
o. Metode Sosio-Drama
Metode sosio-drama merupakan suatu metode mengajar
dimana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan
memainkan peran tertentu seperti yang terdapat dalam masyarakat sosial.
Tujunnya adalah agar siswa menghayati dan menghargai perasaan orang lain,
membagi tanggung jawab dalam kelompok, merangsang siswa berpikir dan memecahkan
masalah.
p. Simulasi
Simulasi dalam pendidikan adalah seperti simulasi
pelatihan dengan memusatkan perhatian pada tugas-tugas tertentu. Penekanan
dalam metode simulasi adalah pada kemampuan siswa untuk berimitasi sesuai
dengan objek yang diperankan. Dan pada titik finalnya siswa mampu untuk mendapatkan
kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi yang sebenarnya. Sesuai
dengan sifat tiruannya simulasi terbgi dalam 5 jenis yaitu: sosiodrama,
psikodrama, permainan simulasi, permainan peranan, pre-teaching.
q. Metode Kerja Lapangan
Metode kerja lapangan merupakan suatu cara mengajar yang
bertujuan memberikan pengalaman kerja nyata bagi anak didik diluar kelas
(dimana saja bisa). Metode ini hakekatnya merupakan penyempurnaan dari metode
kerja kelompok, karya wisata, dan eksperimen, bahkan tanya-jawab.
r. Metode Kerja
Kelompok
Metode Kerja Kelompok merupakan istilah kerja kelompok
yang mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu kelas dibagi kedalam
beberapa kelompok besar maupun kecil yang didasarkan atas prinsip untuk mencapai
tujuan bersama. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalm pelaksanaan metode
kerja kelompok, yaitu :
·
Menentukan kelompok
·
Pemberian tugas-tugas
kepada kelompok
·
Pengerjaan tugas pada
masing-masing kelompok penilaian
Adapun kelebihan dari metode ini adalah
·
Melatih dan menumbuhkan
rasa kebersamaan dan toleransi
·
Adanya kerjasama yang
saling menguntungkan antara individu dalam kelompok
·
Menumbuhkan rasa ingin
maju dan persaingan yang sehat
Sedangkan kekurangannya :
·
Memerlukan persiapan
yang agak rumit
·
Harus diawasi guru
dengan ketat agar tidak timbul persaingna ynag tidak sehat
·
Sifat dan kemampuan
individu akn terabaikan
·
Jika tuga tidak
dibatasi waktu tertentu, maka akan cenderung terabaikan
Teknik
pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik
tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode
ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan
penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang
siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal
ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang
sama.
Sementara
taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau
teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua
orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda
dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak
diselingi dengan humor karena memang dia memiliki rasa humor yang tinggi,
sementara yang satunya lagi kurang memiliki rasa humor, tetapi lebih banyak
menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang
itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari
masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian
dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah
ilmu sekalkigus juga seni (kiat).
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan
bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
Di luar
istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain
pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan
prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih
menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu
setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan
pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau
jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan
sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan
unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang
akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah
konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai
dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Comments
Post a Comment