KONSEPSI AQIDAH

 1.             Pengertian Aqidah

Kata aqidah berasal dari bahasa Arab, secara etimologi (bahasa) aqidah berasal dari kata Aqadah-Yaqqidu-Aqidatan yang berarti simpul, ikatan, perjanjian, dan pokok atau buhul dan mahkota. Dalam konteks ini aqidah berarti keyakinan yang tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian atau sesuatu  yang terbuhul dari dalam hati dan dihormati seperti mahkota.

Pengertian Aqidah secara terminologis, menurut Hasan Al-Banna. Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hatimu, mendatangkan ketenteraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikit pun dengan keraguan-keraguan.

Beberapa istilah tentang aqidah :

a.              Iman. Menurut ulama Salaf, Iman adalah sesuatu yang diyakini di dalam hati diucapakan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota tubuh.

b.             Tauhid. Tauhid artinya mengEsakan. Ajaran tauhid adalah tema sentral aqidah dan iman.

c.              Ushuluddin. Ushuluddin artinya pokok-pokok agama. Aqidah iman dan tauhid disebut juga ushuluddin karena merupakan pokok-pokok ajaran agama islam.

d.             Ilmu Qalam. Qalam artinya berbicara atau pembicaraan. Dinamai dengan ilmu Qalam karena banyak dan luasnya dialog dan pendekatan yang terjadi antara pemikir masalah-masalah aqidah tentang beberapa hal.

e.              Fiqih Akbar (hukum besar). Berdasarkan Qur’an surah At-Taubah ayat 122 yang artinya “bukan hanya masalah fiqih namun lebih utama masalah aqidah”.

2.      Sumber Aqidah Islam

Sumber aqidah islam adalah Al-Qur’an dan sunnah, artinya apa saja yang disampaikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dan oleh Rasul dalam sunnahnya wajib diimani, diyakini, dan diamalkan.

Ruang lingkup pembahasan aqidah adalah :

a)      Ilahiyat. Ilahiyat yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah SWT baik zatnya, sifatnya, namanya maupun perbuatannya.

b)      Nubuwat . Nubuwat yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi-nabi dan Rasul-rasul, kitab-kitab suci, mukjizat, karomah, dan lain-lain.

c)      Ruhaniyat. Ruhaniyat yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan alam meta fisik seperti : malaikat, jin dan roh.

d)      Sam’iyat. Syam’iyat yaitu segala sesuatu yang hanya dapat diketahui melalui sam’i (dalil naqli) seperti alam kubur (alam barza), azab kubur, akhirat dan lain-lain.

 

KONSEPSI TAUHID

Tema utama aqidah Islam adalah Iman kepada Allah SWT. Esensi iman tersebut adalah mengesakannya baik dalam dzat, asma wa shifat (nama-nama dan sifatnya) maupun perbuatan-perbuatannya(Af’al).

Secara sederhana tauhid dapat dibagi menjadi 3 tahapan yaitu :

1.             Tauhid Rububiyah, yaitu mengimani Allah SWT sebagai satu-satunya Rab, yang mencakup pengertian Khaliq (Maha Pencipta), Raziq (Maha Pemberi Rezki), Hafish (Maha Memelihara), Muzabbir (Maha Mengelola), Malik (Maha Memiliki).

2.             Tauhid Mulkiyah, yaitu mengimani Allah SWT sebagai satu-satunya Raja yang berdaulat bagi seluruh alam, yang mencakup pengertian, wali (pemimpin), hakim (penguasa yang menentukan hukum dan semua pengaturan kehidupan), Ghayah (yang menjadi tujuan segala sesuatu).

3.             Tauhid Ilahiyah, yaitu Mengimani Allah SWT sebagai satu-satunya Al-Ma’bud (yang disembah)

 

HAKIKAT DAN DAMPAK DUA KALIMAT SYAHADAT

 

Ikrar Laailaaha Illallah  tidak dapat diwujudkan secara benar tanpa mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. karena ikrar terhadap kerasulan Nabi Muhammad SAW.  dijadikan sebagai satu syahadat dari dua syahadat yang menjadi pintu gerbang seseorang memasuki agama Allah SWT.

13

Ikrar syahadatain bila dipahami secara benar tentu akan memberikan dampak positifkepada setiap pribadi muslim yang antara lain dapat diukir dari dua sikap yang dilahirkan yaitu Cinta dan Ridha. Sebagai dampak dari Syahadatain, terdapat tiga unsur pokok yang dimiliki manusia yaitu hati, akal, dan jasad akan mendapatkan Shibghah Allah SWT (Q.S 2 : 138) sehingga :

*             Hati yang diberi identitas Syahadatain akan melahirkan keyakinan yang benar dan motivasi serta niat yang ikhlas.

*             Akal yang diberi identitas Syahadatain akan melahirkan pikiran yang Islamis.

*             Jasad yang diberi identitas Syahadatain akan melahirkan amal soleh.

 

PERSEPSI TENTANG RAHMAT ALLAH

 

Rahmat Allah lebih luas dari azabnya, oleh sebab itu tidak seorang pun yang boleh berputus asa dari rahmat Allah. Hanya orang-orang kafir saja yang berputus asa dari rahmat-Nya.

 

RIDHA ALLAH SEBAGAI TUJUAN HIDUP

 

Jiwa yang diridhai oleh Allah SWT akan kembali kepada Tuhannya dengan sambutan yang baik dipersilahkan masuk ke dalam golongan hamba-hamba-Nya dan dipersilahkan masuk ke surge-Nya (Q.S 89 : 27-30).

Ridha Allah akan diberikannya kepada orang-orang yang beriman dan beramal soleh (Q.S 98 : 8). Allah SWT meridhai Islam sebagai agama yang benar (Q.S 5 : 3). Oleh sebab itu, semakin optimal seseorang mengikuti agama Islam agama Allah maka semakin besar pula harapannya untuk mendapatkan ridha Allah SWT.

 

APLIKASI TAUHID DALAM KEHIDUPAN

 

14

Seseorang yang bertauhid kepada Allah SWT akan mencintainya lebih dari segala-galanya (Q.S 2 : 165). Apabila disebut nama Allah hatinya bergetar (Q.S 8 : 2). Sebagai bukti cintanya dia akan patuh kepada Allah dalam segala aspek kehidupannya dan rela menerima, mengikuti segala keputusan Allah dan Rasu-Nya tanpa ada sikap penolakan sedikitpun walaupun hanya dalam hati (Q.S 4 : 65). Kepatuhannya kepada Allah dan Rasul-Nya diwujudkan dalam bentuk melaksanakan ajaran Islam secara total/kaffa (Q.S 2 : 208).

Seseorang yang bertauhid kepada Allah memiliki kemerdekaan dalam kehidupan. Dia hanya bergantung semata-mata kepada Allah SWT dan bebas dari segala belenggu kehidupan seperti belenggu harta, pangkat, manusia, dan lain-lain. Bebas dari segala kemusryikan baik yang tradisional, Ijimad, mantra, tenung, dan lain-lain, maupun kemusryikan modern (mempertuhankan ilmu pengetahuan, materi dan kedudukan).

 

SYIRIK

Syirik adalah mempersekutukan Allah SWT dengan makhluknya baik dalam dimensi Rububiyah, Mulkiyah, dan Ilahiyah, secara langsung atau tidak nyata atau terselubung.

*             Dimensi Rububiyah  yaitu meyakini bahwa ada makhluk yang mampu menolak segala kemudaratan dan meraih segala kemanfaatan atau dapat memberikan berkat seperti, meyakini kesaktian seseorang sehingga dia diminta bantuannya untuk menolak petaka atau meraih keuntungan.

*             Dimensi Mulkiyah yaitu mematuhi sepenuhnya para penguasa non muslim bukan terpaksa padahal pemimpin tersebut menghalalkan apa yang diharamkan Allah atau sebaliknya dan mengajak untuk melakukan kemaksiatan.

*             Dimensi Ilahiyah yaitu berdo’a kepada Allah SWT melalui perantara orang sudah meninggal.

Syirik terbagi  atas 2, yaitu :

*             Syirik besar, adalah menjadikan sekutu bagi Allah dimana dia berdo’a kepadanya (sekutu) seperti berdo’a kepada Allah, takut, harap, cinta dan ibadah kepadanya seperti kepada Allah SWT. Contoh syirik besar yaitu menyembah berhala, matahari, benda-benda tertentu, mempertahankan Isa Al-Masi, dan lain-lain.

*             Syirik kecil, adalah semua perbuatan dan perkataan yang akan membawa seseorang kepada kemusryikan. Contoh syirik kecil yaitu :

a.              Bersumpah dengan selain nama Allah .

b.             Memasuki azimat untuk menolak bahaya atau memurahkan rezki.

c.              Menggunakan mantra-mantra untuk menolak kejahatan, pengobatan, dan lain-lain.

d.             Sihir.

e.              Ramalan/perbintangan.

f.             

15

Bernazar kepada selain Allah.

g.              Menyembelih binatang atau mempersembahkan korban bukan kepada Allah SWT.

RIYA

Riya adalah melakukan sesuatu karena ingin dilihat atau dipuji oleh orang lain.

 

SEJARAH PERUMUSAN MUKADDIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

 

Ki Bagus Hadikusuma mengungkapkan kembali terhadap pokok-pokok pikiran KH.A. Dahlan yang dulu dijelaskan kepada para santrinya yang diakibat dengan adanya perubahan zaman serta penggantian figur  pimpinan.

Hasil rumusan Ki Bagus Hadikusuma pertama kali diperkenalkan dalam Muktamar Darurat 1946 di Yogyakarta. Dan pada Muktamar ke 31 di Yogyakarta pada tahun 1950 konsep Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah diajukan kembali untuk dibahas dan disahkan secara resmi.

Akibat dari konsep yang disusun oleh Prof. Dr. Hamka dan kawan-kawannya Muktamar belum dapat mengambil keputusan secara pasti konsep manakah yang harus diterima sehingga Muktamar menyerahkan kepada sidang Tanwir (1951) agar supaya diteliti, serta melihat Muhammadiyah jauh ke depan yang akhirnya sidang Tanwir mengambil keputusan menerima konsep Ki Bagus Hadikusuma, dengan penyempurnaan susunan redaksionanya.

Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dilatar belakangi oleh beberapa factor, yaitu :

a.              Belum adanya rumusan formal dasar dan cita-cita perjuangan Muhammadiyah. KH.A. Dahlan berprinsip bahwa  “agama Islam adalah agama amal” (Q.S Maryam : 76 dan Q.S Ar-Rum : 15).

b.             Kehidupan Rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun, akibat terlalu berat mengejar kehidupan duniawi.

c.              Makin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar, yang langsung atau tidak langsung berhadapan dengan faham dan keyakinan hidup Muhammadiyah.

d.             Dorongan disusunnya pembukaan UUD RI tahun 1945.

 

16

 


HAKIKAT DAN FUNGSI MUKADIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

 

1.             Hakikat Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakikatnya merupakan suatu kesimpulan dari perintah dan ajaran Al-Qur’an dan as-Sunnah tentang pengabdian manusia kepada Allah SWT, amal dan perjuangan bagi setiap muslim yang sadar akan kedudukannya selaku hamba dan khalifah di muka bumi.

2.             Fungsi Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan jiwa, nafas dan semangat pengabdian dan perjuangan ke dalam tubuh dan segala gerak organisasinya, yang harus dijaikan asas dan pusat tujuan perjuangan Muhammadiyah.


 

Comments

Popular posts from this blog

STRATEGI PERJUANGAN MUHAMMADIYAH DAN GERAKANNYA

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Pendekatan Dalam Proses Pembelajaran Fisika