CARA MEMBACA AL-QUR’AN
1.
Mengenal
Huruf Hijaiyah
ا
ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط
ظ ع غ ف ق ك ل م
ن و ه ي
2.
Mengenal
Ma’raj dan Tajwid
Di bawah ini adalah huruf-huruf yang dapat disambung tetapi tak dapat
menyambung.
و |
ز |
ر |
ذ |
د |
ا |
Selain enam huruf di atas, semua huruf dapat menyambung dan
disambung.
3.
Harakat
Huruf Al-Qur’an :
1.
Fathah dengan tanda ( َ
)
2.
Kasrah dengan tanda ( ِ
)
3.
Damah dengan tanda ( ُ
)
4.
Sukun dengan tanda (ه)
5.
Tasydid (dibaca dobel
mati) dengan tanda (ّ
)
6.
Fathatain (tanwin
fathah) dengan tanda dan berbunyi an.
7.
Kasratain (tanwin
kasrah) dengan tanda dan
berbunyi in.
8.
Dammatain (tanwin
damah) dengan tanda dan berbunyi un.
Huruf
Al-Qur’an dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1.
Huruf Qamariah yaitu
huruf yang tidak merubah bacaan. Ada 14
huruf yaitu :
Huruf qamariah
atau huruf bulan adalah huruf yang dibaca secara jelas namun tetap mempertegas
pembacaan dari huruf lam, contohnya pada kata al-qamariyah (القمرية) harus dan tetap dibaca al-qamariyah
dengan menegaskan pembacaan dari huruf lam. Jumlah huruf
qamariah ada 14 huruf hijaiah, yakni: ا ب غ ح ج ك و خ ف ء ع ق ي م ه
2.
Huruf Syamsiyah yaitu
huruf yang merubah bacaan. Ada 14
huruf yaitu : Huruf syamsiah atau huruf matahari adalah huruf yang
menghilangkan pembacaan dari huruf lam,
contohnya pada kata al-Syamsiyah (الشمسية) harus dibaca as-syamsiyah
dengan menghilangkan pembacaan dari huruf lam. Jumlah huruf syamsiah ada 14
huruf hijaiah, yakni: ط ث ص ر ت ض ذ ن د س
ظ ز ش ل
IQLAB (
اقلاب )
Iqlab artinya membalik atau mengganti. Apabila nun
mati/tanwin bertemu dengan huruf ب, maka hukum bacaannya disebut iqlab. Cara
membacanya adalah bunyi nun mati/ tanwin berubah menjadi bunyi mim ( مْ)
Huruf iqlab hanya satu yaitu huruf ب
Contoh bacaan iqlab:
Huruf |
Nun mati (نْ ) |
Tanwin (ً ٍ ٌ ) |
ب |
مِنْ بَعْدِهِمْ |
سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ |
IKHFA ( اِخْفَاءٌ)
Ikhfa artinya menyamarkan/menyembunyikan bunyi nun
mati atau tanwin. Maksudnya bunyi nun mati/ tanwin dibaca samar-samar antara
jelas dan dengung, serta cara membacanya ditahan sejenak. Hukum bacaan disebut ikhfa apabila nun mati/tanwin bertemu dengan salah
satu huruf ikhfa yang jumlahnya ada 15 yaitu:
ت ـ ث ـ ج ـ د ـ ذ ـ ز – س ـ ش ـ ص ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ف ـ ق ـ ك
Contoh bacaan ikhfa:
No |
Huruf |
Nun mati (نْ ) |
Tanwin (ً ٍ ٌ ) |
1 |
ت |
فَمَنْ تَبِعَ |
جَنّتٍ تَجْرِى |
2 |
ث |
فَمَنْ ثَقُلَتْ |
شِهَابٌ ثَاقِبٌ |
3 |
ج |
اِنْ جَاءَكُمْ |
خَلْقٍ جَدِيْدٍ |
4 |
د |
اَنْدَادًا |
دَكًّا دَكًّا |
MAD (PEMANJANGAN) HURUF AL-QUR’AN
1.
Apabila ada Alif “ ا
” dan sebelumnya ada huruf yang berharakat Fathah.
2.
Apabila ada Ya mati “ي ” dan sebelumnya ada
huruf yang berharakat kasrah.
3.
Apabila Wa mati atau Wa
Sukun “ ” dan sebelumnya ada huruf berbaris damah.
Keterangan :
Apabila ada Mad thobi’iy (َطِبْيعِيّ
مَدّ) Mad ini biasa juga dinamakan mad ashli,
yang dimaksud dengan mad thobi’iy adalah mad yang panjang bacaannya satu alif
atau dua harakat di mana syaratnya yaitu setelah huruf mad tidak ada hamzah
atau huruf mad yang mati, baik karena sukun atau waqaf, contoh : دُبُنعْكَ
يَّإ
Huruf mad
Thobi’iy/ashli ada tiga yaitu : alif, waw dan ya’ dengan syarat, bahwa
huruf-huruf tersebut berharakat sukun atau mati dengan ketentuan sebagai
berikut
Alif yang sukun dan
didahului oleh huruf hijaiyyah lainnya yang berharokat fathah. Contoh: كَاْنَ
- قَاْلَ
- مَاْ, dan sebagainya.
Waw yang sukun dan
didahului oleh huruf hijaiyyah lainnya yang berharakat dhommah. Contoh : جَعَلوُاْ
- ذَكَرُوْا – نالمُسْلِمُوْمِنَ , dan sebagainya.
Ya’ yang sukun dan
didahului oleh huruf hijaiyyah lainnya yang berharakat kasrah. Contoh : - الْحَلِيْمُ-
حَافِظِيْنَ- فِيْهَا , dan sebagainya.
Namun apabila tidak memenuhi ketiga kententuan tersebut maka huruf-huruf
tersebut tidak dibaca dengan mad (kecuali diwaqafkan), misalnya : الْخَيْرُ
(ya’ tidak dimadkan karena huruf sebelumnya
berharakat fathah).
1.
Mad ashli sebenarnya
terbagi menjadi dua macam, yaitu : a)
Mad Ashli Zhahiry, adalah mad jelas tanda dan juga bacaannya sekaligus, dan 2)
Mad Ashli Muqadda, adalah yang ada kalanya huruf-huruf mad tersebut dalam
penulisannya tidak ditulis, tetapi diganti dengan lambang atau simbol tertentu untuk
menandakan bahwa kalimat tersebut dibaca dengan mad.
2.
Mad wajib Muttashil (ُمتَّصِلُ وَجِبْ مَدّ)
Maksudnya yaitu mad
yang wajib dibaca panjang karena terdapat huruf hamzah yang berada dalam satu
kata, jadi ada syarat tertentu untuk mad wajib muttashil yaitu adanya huruf
hamzah sesudah huruf mad yang terkumpul pada satu kata dan panjang bacaannya
adalah 1½ sampai 2½ alif (3 sampai 5 harakat). Contoh : نَّشَآءُ مَنْ, وَجَآءَ
Dengan demikian apabila
ada huruf hamzah yang tidak terkumpul dalam satu kata maka, tidak dikategorikan
dengan bagian mad ini. Perhatikan contoh :
السّمآء
Setelah huruf mad ada hamzah yang terkumpul dalam satu kata
بَآءَ Setelah
huruf mad ada hamzah yang terkumpul dalam satu kata
سِيْئَ
Setelah huruf mad ada hamzah yang terkumpul dalam satu kata
سُوْئَ
Setelah huruf mad ada hamzah yang terkumpul dalam satu kata
جِيْئَ
Setelah huruf mad ada hamzah yang terkumpul dalam satu kata
3.
Mad Jaiz Munfashil (ُمْنفَصِلُ
جَاِئزْ مَد )
Mad Jaiz maksudnya
adalah jaiz atau boleh dibaca panjang atau pendek, dan munfashil artinya
terpisah. Jadi pengertian secara istilah dapat disimpulkan dari pengertian di
atas bahwa Mad jaiz Munfashil artinya kebolehan membaca pendek atau panjang
bacaan/huruf mad jika huruf mad tersebut tidak terkumpul dengan huruf hamzah
dalam satu kata. Jadi harus ada syarat yang dipenuhi dalam mad jaiz munfashil
ini, yaitu adanya huruf hamzah (ء) sesudah huruf mad tetapi tidak terkumpul
dalam satu kata (dalam bahasa Arab disebut kalimat). Untuk panjang bacaannya
dapat sama dengan mad wajib muttashil atau bisa juga sama dengan mad thobi’iy,
sehingga mad jaiz munfashil dapat dibaca sepanjang satu sampai 2 ½ alif.
4.
Mad Lazim Kilmy (ِكلْمِى
لاَزِمْ مَدّ)
Mad Lazim artinya
kelaziman untuk memanjangkan bacaan dan kilmy artinya kata, maksudnya adalah
kelaziman memanjangkan huruf mad karena sesudah huruf mad ada huruf yang
bertasydid, ini biasanya berada di tengah-tengah kalimat, di mana dalam kalimat
tersebut setelah huruf mad ada huruf yang bertasydid (syaddah) yang merupakan
tanda khususnya, karenanya disebut dengan mad lazim kilmy atau ahli ilmu tajwid
sering juga menyebut mad ini dengan nama mad lazim muthowwal (مطوّل لزم مد),
artinya panjang bacaan mad ini adalah wajib paling tidak 2½ sampai 3 alif atau
5-6 harakat. Contoh : الضَّالِّيْنَ وَلاَ .
5.
Mad Iwadh (عوض مد)
Iwadh secara bahasa
berarti pengganti, sedangkan secara istilah yaitu mad yang terjadi karena waqaf
(berhenti) pada lafal yang ditanwinkan (khususnya fathatain) dibaca nasab di
akhir kalimat. Kesimpulannya bahwa mad iwadh semula berupa kata yang berharakat
fathatain, kemudian diwaqafkan sehingga fathatainnya diganti dan dibaca dengan
nasab/fathah dan bacaannya lebih panjang sekitar 1 alif.
6.
Mad Badal (بدل
مد)
Badal secara bahasa
artinya pengganti, sedangkan menurut istilah yaitu adanya huruf mad dan hamzah
yang terkumpul dalam satu kata, namun huruf hamzah lebih dahulu dari pada huruf
mad. Untuk panjang bacaan mad ini, ulama sepakat selama 1 alif.Contoh : أمَنُوْا
7.
Mad Shilah (صلة
مد)
Mad Shilah artinya
bacaan mad yang disambung, atau dengan kata lain, mad shilah adalah huruf mad
tambahan yang diperkirakan setelah huruf ha’ dhomir, yang dikira-kirakan dengan
harakat dhommah atau kasrah.
8.
Mad Lien (لين
مد)
Mad ini hanya dibaca
pada huruf waw dan ya’ yang berharakat sukun setelah huruf lain yang berharakat
fathah. Jika bacaannya diteruskan dengan kalimat lain, maka panjang bacaannya 1
alif, sedangkan apabila diwaqafkan (berada pada akhir kalimat) maka dibaca
sepanjang 2-3 alif. Berikut contohnya :
1.
بَـيْتٌ Bai-tun Huruf lien berada setelah fathah (jika
waqaf dibaca : Bay-yt).
2.
غَيْبٌ Ghoi-bun Huruf lien berada setelah fathah
(jika waqaf dibaca : Ghoyyb).
3.
رَيْبٌ Roi-bun
Huruf lien berada setelah fathah (jika waqaf dibaca : Roy-yb).
9.
Mad Tamkin (تمكين مد)
Mad tamkin yaitu mad
yang dibaca karena adanya dua huruf ya’ yang pertama berharakat hidup,
bertasdid dan kasrah, sedangkan yang kedua berharakat sukun. Panjang bacaannya
1 alif. Contoh :
1 النَّبِيِّيْنَ Nabiyyii-na, sebelum ya’ sukun, ada
ya’ yang bertasydid
2 حُيِّيْتُمْ Huyyii-tum Sda.
10.
Mad Farqu (فرقع مد)
Farqu (bisa juga
disebut mad istifham), secara bahasa berarti pembeda, dengan kata lain mad
farqu adalah mad yang fungsinya membedakan antara istifham (kata tanya) dengan
khabar (berita), sehingga jika tidak dibaca mad, maka hamzah akan disangka
sebagai hamzah khabar, padahal ia berfungsi sebagai kata tanya. Panjang
bacaannya adalah 3 alif, dan di dalam Alquran hanya terdapat 4 tempat saja, yaitu
:
1.
الذَّكَرَيْنِأ
Aaa-dzakaroini
2. اللهُأ Aaa-llohu
ADAB MEMBACA AL-QUR’AN
Ada
empat hal dalam membaca
Al-Qur’an, yaitu :
1.
Disunahkan mengambil air wudhu
2.
Disunahkan memakai pakaian
bersih lagi halal
3.
Disunahkan pada tempat yang
bersih
4.
Disunahkan menghadap ke
kiblat.
Comments
Post a Comment